Soal Inflasi, Sesdakot: ASN Harus Produktif Bukan Konsumtif



BENGKULU
Soal laju inflasi
Kota Bengkulu saat ini marih relatif aman dan bia ditekan dengan berbaai
langkah tepat yang dilakukan Pemerintah Kota Bengkulu. 
Menurut Sekretaris Daerah Kota
Bengkulu Marjon mengatakan dalam rapat koordinasi  agenda rutin yang merupakan program pemerintah
pusat untuk berkembangnya ekonomi dan penekanan angka inflasi. Dia menilai peta
inflasi ini sudah diketahui dan masih bisa ditekan.
“Cara yang paling efektif dalah
mensosialisasikan kepada masyarakat apa saja pemicu inflasi ini, contoh
kebutuhan daging, cabe, dan jagung pada tahun baru. Untuk sekarang kita hanya
mengandalkan Bulog,” paparnya.
Untuk bahan pokok seperti beras, atau
produk pabrikan semisal gula dan garam baru dihandle oleh pemerintah.”Kita
harus membangun ekonomi keluarga sendiri terutama ASN harusnya bersifat
produktif, jangan konsumtif,” pesannya.
Sementara itu, Kabag Ekonomi Setda
Kota Bengkulu Dadi Hartono mengatakan pemerintah menyiapkan tiga strategi untuk
mengendalikan inflasi. Di antaranya, melakukan operasi pasar, program
emanfaatan pekarangan dan aplikasi pemantau harga pangan.
“Pasar murah akan dilakukan di H-7
ramadhan dan akan menjadi penilaian BPS. Kita dapat juga melibatkan bank-bank
yang ada di Bengkulu,” pungkasnya
Angka inflasi Kota Bengkulu terbilang
masih terkendali. Hal ini disampaikan Kepala Bank Indonesia Perwakilan
Bengkulu, Endang Kurnia saat melakukan rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) Kota Bengkulu, di ruang Wakil Walikota, Kamis (22 Februari 2018).
“Bahkan pada tahun 2017, angka inflasi
turun menjadi 3,56%, dibanding tahun sebelumnya sebesar 5%,” jelas Endang.
Namun demikian, ia mencatat angka
pertumbuhan ekonomi juga mengalami perlambatan pada 2017, hal ini diakibatkan
rendahnya penyerapan anggaran.
“Motor ekonomi Bengkulu adalah APBD Kalau
terlambat maka akan berpengaruh signifikan,” ujarnya.
Endang optimis inflasi pada 2018 ini
masih akan tetap stabil. Pasalnya pemerintah daerah telah mencanangkan beberapa
program untuk mengendalikan laju inflasi.
“Misalnya operasi pasar murah di 72
titik di Kota Bengkulu,” sampainya.
Namun yang harus diwaspadai adalah
lonjakan harga tiket penerbangan menjelang liburan. Sebab tiket pesawat itu
menyumbangkan 30 persen bobot inflasi.
“Semoga TPID kita mendapat penghargaan
dari pusat bila Bengkulu punya program di sektor penerbangan,” sampainya.[ADv/DMR]
Exit mobile version