BENGKULU — Berdasarkan Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang telah dilaksanakan terkait perkembangan ekonomi Indonesia secara umum dan masing-masing wilayah.
Tak terkecuali di Bengkulu yang berdasarkan hasil laporan yang disampaikan Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu bahwa tren pertumbuhan ekonomi Bengkulu cenderung alami perlambatan dari triwulan sebelumnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Darjana, dal keterangan persnya, Jumat pagi (26/7/2024), menjelaskan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2024 diperkirakan melambat menjadi 4,28-4,88% (year on year/yoy).
Perlambatan ini terjadi terutama karena penurunan komponen konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi pembangunan modal tetap bruto (PMTB).
“Kondisi ini melambat dibandingkan periode sebelumnya terutama dipengaruhi oleh perlambatan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan PMTB,” kata Darjana.
Dari sisi lapangan usaha, sektor Perdagangan, Transportasi, dan Pergudangan, Industri Pengolahan, serta Pertambangan mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan oleh normalisasi konsumsi dan mobilitas masyarakat setelah momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri dan Idul Adha.
Namun demikian, Darjana menambahkan bahwa kinerja sektor Pertanian menunjukkan akselerasi yang mampu menahan perlambatan lebih dalam pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan III 2024. Peningkatan ini didorong oleh hasil produksi kelapa sawit yang diprakirakan meningkat akibat berakhirnya musim trek dan tingginya harga kopi.
“Peningkatan produksi kelapa sawit dan tingginya harga kopi menyebabkan kinerja sektor Pertanian terakselerasi sehingga menahan perlambatan PDRB yang lebih dalam,” tambahnya.
Darjana berharap adanya peningkatan kinerja di sektor-sektor tertentu dapat membantu mengimbangi perlambatan ekonomi yang terjadi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu di triwulan berikutnya.(damar)