Anggota DPR RI Komisi X Dewi Coryati memberikan sambutan dan arahan.(Foto:Damar/Realitapost.com) |
BENGKULU, REALITAPOST.COM – Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) yang dicanangkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI di asesmen. Ini sebagai bentuk evaluasi terhadap penerapan KMB, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan mutu dan kualitas pendidikan.
Anggota Komisi X DPR RI, Hj. Dewi Coryati, M.Si mengatakan, asesmen ini merupakan program evaluasi yang diselenggarakan Kemendikbudriste RI. “Tentunya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan,” ungkap Dewi dalam sambutannya saat workshop pendidikan dengan tema Berefleksi pada Hasil Asesmen Nasional untuk Perbaikan Pembelajaran, Senin (22/5).
Menurutnya, evaluasi tetap mengacu pada input dan output pada proses pembelajaran di seluruh satuan pendidikan yang sudah menerapkan KMB. “Sehingga saat evaluasi, parameter yang dilihat yakni hasil belajar siswa. Setidaknya ada tiga instrumen saat evaluasi yakni kompetensi minimum, lingkungan belajar dan hasil dari proses pendidikan itu,” kata Dewi.
Selain itu, lanjut Dewi, asesmen nasional juga dirancang untuk menghasilkan informasi akurat dalam memperbaiki kualitas belajar mengajar. “Sehingga memberikan dampak positif pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Dengan kata lain, asesmen ini juga untuk melihat perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu,” tegasnya.
Sementara itu, Kasubbag Tata Usaha Direktorat SMA, PAUD, Dikdas dan Dikmen Kemendikbudristek RI, Budy Suprapto menyampaikan, asesmen nasional merupakan salah satu upaya untuk mencapai visi pendidikan Indonesia. Dimana Kemendikbudristek RI sebelumnya telah mengeluarkan suatu kebijakan, yakni merdeka belajar.
“Kebijakan ini mempunyai berapa episode. Tentu dengan asesmen nantinya bisa dilakukan penilaian terhadap mutu dan kualitas satuan pendidikan. Adapun yang dinilai antara lain hasil belajar siswa mulai dari literasi, numerasi dan karakter. Kemudian kualitas proses belajar mengajar dan iklim dakwah pendidikan,” singkatnya. (Damar/Dian Marfani)