4 Tahun Tak Terima Insentif, 577 Guru PAUD “Ngadu” Ke Komisi III DPRD Kota Bengkulu

REALITAPOST.COM, BENGKULU — Lantaran honor insentifnya dialihkan Pemerintah Kota Bengkulu sejak tahun 2020. Akhirnya membuat rombongan perwakilan Guru honorer yang berjumlah 577 orang di Kota Bengkulu melakukan hearing dengan Komisi III DPRD Kota Bengkulu, Selasa (5/11).

Rombongan guru honorer tersebut langsung diterima Ketua Komisi III DPRD Kota Bengkulu, Marliadi, didampingi Wakil Ketua Komisi Evi Asna, dengan anggota Erni Novita, Andi Saputra, dan Indra Sukma.

Puluhan guru honorer PAUD dan Tk Kota Bengkulu foto bersama dengan Komisi III DPRD Kota usai menyampaikan keluhannya terkait honor insentif yang sudah 4 tahun dialihkan Pemerintah Kota.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dalam kesempatan itu, juru bicara Perwakilan Guru Honorer, Wiwisti Herawati, menyampaikan aspirasi guru honorer agar Pemerintah Kota Bengkulu dapat kembali mengalokasikan lagi insentif guru yang selumnya sudah pernah ada.

Disinggung soal kenapa masih banyak guru honorer tetap bertahan..? Dia mengatakan bahwa alasannya itu karena beberapa hal diantara lain para guru tersebut masih banyak berharap bisa mendapatkan kesempatan formasi penerimaan P3K, dan tunjangan profesi guru serta harapan lainnya.

“Makanya sampai saat ini mereka masih banyak yang bertahan. Disamping karena adanya panggilan hati sebagai tenaga pendidikan sejak lama,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi III, Marliadi, mengaku sangat prihatin dengan nasib guru honorer TK dan PAUD Kota Bengkulu yang selama ini ternyata hanya menerima gaji sebesar Rp 150-350 ribu perbulan. Untuk itu, dia memastikan akan merekomendasikan kepada pihak Badan Anggaran (Banggar) dan TAPI untuk menganggarkan alokasi insentif guru tersebut.

“Ini sudah menyangkut hajat hidup dan kesejahteraan orang banyak, kenapa harus menunggu anggaran tahun depan jika tahun ini bisa diupayakan. Yang jelas sudah kita hitung besaran anggarannya berkisar Rp 1 milliar 38 juta untuk 577 guru dengan besaran insentif Rp 150 ribu perbulan,” benernya.

Politisi Gerindra ini juga berencana mengajukan kenaikan insentif yang diusulkan tersebut sebesar Rp 200 ribu perbulan dari alokasi awal yang pernah diterima Rp 150 ribu.”Karena nilai Rp 150 ribu itu sudah tidak ada artinya bila dibawa ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.

Sementara itu, Andi Saputra selalu anggota Komisi III, ikut prihatin dengan nasib guru TK dan PAUD Kota Bengkulu. Untuk itu, dia berencana akan mengalokasikan dana aspirasinya tersebut untuk program bidang guru PAUD dan TK.

 

“Jadi kami akan bersama-sama dengan anggota lain untuk menganggarkan melaluidana aspirasi dan akan dititipkan ke Dinas Pendidikan khususnya yang menangani masalah guru PAUD dan TK,” ujar politisi PKS ini.

Hal senada juga disampaikan, Evi Hasna, selalu Wakil Ketua Komisi III siap menyisipkan sebagian dana aspirasi anggota dewan dalam program pembinaan guru PAUD dan TK. Karena dia menyadari sekali bahwa peran guru PAUD dan TK sangat penting sebagai landasan bagi anak didik menempuh jenjang pendidikan selanjutnya.

“Makanya saya tergugah sekali dengan keluhan para guru PAUD dan TK Kota Bengkulu ini. Insyallah dana aspirasi saya nanti untuk tahun 2026 bisa dialokasikan. Untuk nilainya nanti kita akan saya kaki terlebih dahulu karena alokasi dana aspirasi kita juga terbatas,” bener politisi Nasdem. (Damar)

Exit mobile version