banner 728x250

Sepanjang 2024, KKI Warsi Berhasil Tekan Laju Kehilangan Hutan Bengkulu

Pretmuan KKI Warsi dengan awak media di Bengkulu terkait laporan tahunan laju Deforestasi hutan Bengkulu disalah satu hotel kota Bengkulu, Senin siang (23/12/2024). Foto Realitapost.com
banner 120x600

BENGKULU — Di sepanjang tahun 2024 ini Tim  Geographic Information System (GIS) KKI Warsi, terlihat provinsi ini berhasil menunjukkan penurunan signifikan dalam laju deforestasi. Pasalnya upaya menahan laju deforestasi atau kehilangan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu selama satu tahun terakhir, diklaim mencapai 86 persen.

Hal itu terungkap dalam sesi pertemuan KKI Warsi dengan awak media Bengkulu baru-baru ini. Manajer Program Komunikasi dan Informasi KKI Warsi, Rudi Syaf saat memaparkan catatan akhir tahun 2024 dengan tema Menahan Laju Deforestasi, Meningkatkan Ekonomi dan Memperbaiki Iklim, Senin 23 Desember 2024.

Dikatakan dia, Tahun 2024 tutupan hutan Bengkulu tercatat 643.961 ha. Sedangkan tahun 2023 tutupan hutan 645.116 ha dan tahun 2022 653.422 ha. Melihat angka-angka ini, meski tetap terjadi kehilangan hutan 1.155 ha, angka ini jauh berkurang jika dibandingkan dengan penurunan tahun 2022 ke 2023. Ketika Bengkulu kehilangan 8.306 ha. “Ini memperlihatkan kinerja Bengkulu dalam menahan laju kehilangan hutan cukup baik, Bengkulu mampu menahan laju kehilangan hutan sebanyak 86 persen” kata Rudi Syaf Manager Komunikasi KKI Warsi.

Dari hasil analisis ini juga memperlihatkan bahwa ada kawasan hutan yang bertambah tutupannya, namun ada juga yang hilang. “Terlihat bahwa terdapat 1.330 ha hutan yang bertambah, terlihat di kawasan masyarakat, hutan lindung, taman nasional, cagar alam dan hutan buru, sedangkan kehilangan hutan terlihat di kawasan Hutan Produksi Terbatas, dan hutan produksi, serta taman wisata alam,”kata Rudi.

Perubahan hutan ini, masih menjadi pekerjaan rumah bersama untuk terus berupaya memperbaiki tata kelola hutan dan mengatasi tekanan pada kawasan hutan. Hal ini menjadi keharusan di tengah tantangan global, ketika bumi menghadapi perubahan iklim yang sudah berdampak pada kehidupan bumi. “Kita harus terus berupaya untuk mengendalikan emisi karbon yang lepas ke udara,” kata Rudi.

Dengan perubahan hutan, Bengkulu bisa menghitung kandungan karbon dan emisi yang dilepaskan ke udara ketika terjadi kehilangan hutan. Dari hitungan yang dilakukan emisi  karbon dioksida dari 7 juta ton CO2 eq pada tahun 2023, menjadi 1 juta ton CO2 eq pada tahun 2024.

Tantangan Bengkulu

Hutan memiliki peran yang sangat penting dalam mengendalikan iklim global. Sebagai penyerap karbon dioksida, hutan menyerap dan menyimpan karbon dioksida  yang pepohonan. Ketika pepohonan di tebang, itu artinya melepaskan emisi ke udara. Tantangan Bengkulu, ke depannya adalah masih ada kegiatan ektraktif dalam mengelola hutan dan lahan yang berpotensi melepaskan emisi ke udara. Dari analisis yang kita lakukan, pelepasan emisi terbesar datang dari PBPH, pengelolaan hutan oleh koorporasi yang mendapatkan legalitas dari negara. PBPH menyumbang pelepasan emisi sebesar ditenggarai dari aktivitas pembukaan lahan.

“Data kami memperlihatkan bahwa terdapat kehilangan hutan 2023 ke 2024 sebanyak 1.705 ha, ini yang menjadi penyumbang emisi Bengkulu,”kata Rudi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *