BENGKULU — Ada yang menarik dari Provinsi Bengkulu yang dihuni lebih kurang 2 juta jiwa penduduk dengan luas wilayah mencapai lebih kurang 1.991.933 Hektar atau 19.919,33 Km2. Pasalnya Provinsi yang dikenal sebagai daerah sejarah ini ternyata telah memiliki 4 bahasa daerah namun ada satu diantaranya masih asing ditelinga masyarakat Bengkulu.
Sebuah pendapat disampaikan Prof. Arono tentang 4 jenis bahasa daerah Bengkulu yang perlu diketahui masyarakat Bengkulu. Keempat rumpun bahasa asli daerah Bengkulu namun tiga diantaranya masuk dalam jenis bahasa proto atau bahasa tuo. Keempat bahasa itu yakni Bahasa Rejang, Bahasa Enggano, Melayu Bengkulu dan Bahasa Mulak.
Nah untuk bahasa Mulak ini tentu bagi masyarakat Bengkulu pasti masih sangat asing ditelinga dan banyak yang akan bertanya-tanya. Itu bahasa Mulak dari mana dan seperti apa contoh bahasa Mulak?. Menurut Prof. Arono, selama ini pembagian jenis bahasa itu masih berdasarkan administratif Kota atau Provinsi sehingga bahasa itu dihubungkan dengan sebuah daerah atau tempat. Padahal secara kajian linguistik harus memerlukan kajian mendalam.
“Secara umum kajian bahasa dengan yang lain itu berdasarkan tingkat ketidakmengertian seseorang. Nah disitulah terlihat perbedaanya makanya sering disebut dengan bahasa proto atau bahasa tua. Jadi sebenarnya untuk Bengkulu itu kita kategorikan sebenarnya ada 4 bahasa. Yakni Melayu Bengkulu yang secara umum mudah dipahami. Kedua bahasa protonya, bahasa Rejang, bahasa Enggano dan Bahasa Mulak,” ujarnya.
Khusus bahasa Mulak itu sebenarnya secara administratif dikenal di wilayah Bintuhan atau daerah Nasal sekitarnya yakni Kaur Tengah, Kaur Selatan berbeda cara setiap katanya. Misalnya kata tidur bahasa mulaknya tulik. Lalu, kamu atau engkau, bahasa mulaknya kangau. Kedua contoh itu sangat jauh sekali perbedaanya.”Jadi kalau bahasa serawai atau basemah terlalu mudah dimengerti dan diucapkan, dan itu bagian dari dialek. Kecuali bahasa Mulak sangat jauh perbedaannya,” jelasnya.(Damar)