banner 728x250

Nekat Nyaleg Ditengah Ketidakpastian Sistem Pemilu

banner 120x600

Salah satu Bacaleg DPRD Kota Bengkulu Atiek Siswati, S.A.P. (Foto:Istimewa/Realitapost.com)

BENGKULU, REALITAPOST.COM — Salah satu Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) dari partai Politik peserta Pemilu 2024 mendatang masih belum banyak yang bergerak melakukan kegiatan sosialisasi secara masif seperti Pemilu periode sebelumnya.

Hal itu jelas tidak lain karena para Bacaleg semua parpol masih menunggu kepastian aturan main dalam sistem Pemilu yang banyak kalangan menilai adanya potensi perubahan sistem Pemilu berbasis Proporsional Tertutup bukan Proporsional Terbuka.

Salah satu Bacaleg nomor 7, Atiek Siswati, S.A.P, partai Golkar Kota Dapil IV Kecamatan Ratu Samban dan Ratu Agung Kota Bengkulu, menjelaskan dirinya tetap mencaleg meski saat ini belum ada kepastian dari Mahkamah Konstitusi, apakah sistem Pemilu Proporsional Tertutup atau Terbuka.

“Sebab niat besar saya mencalonkan diri lagi maju di Pileg 2024 tidak lain ingin ikut berjuang memperjuangkan hak-hak perempuan yang selama ini masih dianggap tidak banyak berperan dalam politik dan Pemerintahan. Disamping saya sejak kecil suka berorganisasi sehingga mencalonkan diri bagi saya hal yang mengasyikan,” terangnya, Selasa (16/5/2023). 

Dia menegaskan bahwa tidak ada garansi penuh bagi Caleg yang mendapatkan nomor urut selain nomor satu bisa duduk mewakili rakyat di Legislatif. Meski dia tidak menampik bahwa peluang nomor satu, faktor kedekatan emosional dan transaksional dalam sistem proporsional tertutup berpotensi bisa mengantarkan sang Caleg terpilih.”Ya itu bisa saja. Namun saya tetap akan maju sebagai calon karena sudah menjadi bagian dari kehidupan saya yang suka berorganisasi,” jelasnya.

Sementara itu, Suhartono dalam dialog podcast di channel Realitapost TV beberapa bulan lalu sempat menegaskan bahwa bila sistem Proporsional tertutup diterapkan dalam Pemilu 2024 mendatang maka sudah dipastikan besar yang akan diuntungkan adalah Ketua Partai Politik.

“Kalau saya sebagai Ketua tentu saya dirugikan betul. Karena repot mengatur strategi Caleg dalam meraih suara dalam Pemilu nanti. Jadi kesempatan bertarung antar Caleg dirugikan dan kecenderungan para Caleg dinternal parpol berlomba-lomba melobi Ketua Parpol. Nah kalau sistem terbuka dipastikan tidak ada hal demikian,” tegasnya pria yang akrab disapa Tono. (Damar/Dian Marfani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *