berita realitapost

Owner New Khatulistiwa Bantu Satu Gerobak Dagang Penyandang Disabilitas

banner 120x600

Bengkulu, Realitapost.com — Tidak pernah berhenti berbagi kebaikan. Setidaknya itulah kalimat yang selalu dipedomani seorang wanita tangguh owner New Khatulistiwa yang akrab disapa Bunda Lina Tandri, yang selalu senang berbagi kepada sesama yang berjuang mencari nafkah namun memiliki keterbatasan materil.

Kali ini, Saepullah (31) pemuda penyandang disabilitas warga Jalan Basuki Rahmat Kelurahan Suka Merindu Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu, mendapatkan perhatian khusus dari Bunda Lina dengan sebuah gerobak dagangan yang diserahkan langsung sebagai wujud apresiasi atas kegigihan berjualan meski dalam kondisi keterbatasan fisik.

Dia menjelaskan bahwa kepeduliannya untuk membantu tidak lepas dari informasi yang dia dapatkan dari warga yang menyampaikan bahwa ada seorang pemuda peyandang disabilitas yang memiliki gerobak dagangan yang tidak layak lagi sehingga perlu mendapatkan bantuan.

“Sehingga hari ini saya datang dan lihat langsung memang gerobak sudah tidak layak, katanya dan jalan jauh sehingga membuat saya terpanggil untuk membantu. Semoga bantuan ini bermanfaat buat Saepulah, dan digunakan dengan baik. Sehat selalu dan tetap semangat dalam berjualan,” ujar Bunda Lina.

Selain memberikan bantuan gerobak baru, bunda Lina juga menyerahkan bantuan uang tunai yang diharapkan bisa membantu buat modal usaha yang digelutinya selama ini.

Sementara itu, Saepulah mengucapkan terima kasih dan senang atas bantuan yagn diberikan Bunda Lina Tandri tersebut.”Senang,” ujarnya sambil mata berkaca-kaca karena haru atas bantuan lina.

Disisi lain, Siti ayuk kandung Saepulah, mengaku senang sekaligus berterima kasih atas batuan gerobak jualan baru yang diberikan Bunda Lina dan berharap bantuan itu bisa memberikan semangat bagi adiknya untuk berjualan.

“Adik saya ini sudah 8 tahun berjualan keliling makanan makaroni. Awal adik saya ini berjualan melihat dulu kondisi ekonomi keluarga susah, sehingga pada waktu itu pernah diberi orang berupa uang Rp 20 ribu dan tidak langsung dibelanjakan melainkan diberikan kerupuk untuk dijualnya kembali hingga akhirnya ditekuni hingga saat ini,” beber Siti.(red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *