Penutupan FLEKSI Bank Indonesia Bengkulu Banjir Apresiasi

BENGKULU — Kegiatan penutupan acara Festival Edukasi Inflasi (Fleksi) yang digagas Bank Indonesia perwakilan Provinsi Bengkulu berjalan meriah dan diwarnai banyak apresiasi dari para peserta.

Bahkan selama rangkaian kegiatan tersebut Bank Indonesia Bengkulu menyediakan banyak hadiah dan perlombaan dalam rangka menggaungkan program Gubernur Bank Indonesia.

Sudarwan salah satu peserta yang hadir dalam acara penutupan tersebut mengaku senang bisa ikut memeriahkan acara dan mendapatkan banyak ilmu dan hadiah.

“Ya saya sangat senang dengan kegiatan ini karena banyak kuis dan rangkaian perlombaan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia,” ungkapnya.

Dia berharap tahun depan kegiatan Fleksi ini bisa lebih dan makin meriah.

Hal senada juga diungkapkan Nasti wartawan online ternama di Bengkulu yang mengakui gembira bisa mendapatkan banyak hadiah dan bingkisan menarik dari Bank Indonesia.

Sementara itu, Dhita Aditya Nugraha mengungkapkan, kegiatan FLEKSI tentu mempunyai maksud dan tujuan bagi masyarakat.

Ada tiga hal penting tujuan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu dalam Fleksi.a Yang pertama, Bank Indonesia memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang Inflasi.

“Kami berfikir, Inflasi bukan hanya tanggung jawab bagi pemangku jabatan atau Pemerintah saja. Tapi tanggung jawab berbagai sektor semuanya. Dari kalangan Ibu-ibu, Bapak-bapak, dan juga berbagai sektor. Tentunya belajar terkait inflasi ini. Karena indikator inflasi ini sangat dekat dengan kita, karena sangat berpengaruh terhadap uang yang àda dikantong. Kalau harga naik, Duit yang dimiliki, tentu belanjanya sedikit.

Yang kedua, terkait inflasi Bank Indonesia ingin berbagi pemahaman. Apakah Inflasi itu berpengaruh kepada indikator-indikator yang lain.

Ketiga, bagaimana pengetahuan- pengetahuan (tentang Inflasi,red) dapat di implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari,” ungkap.

Selain itu, Dhita juga mengatakan, dalam upaya mengatasi inflasi di suatu daerah, peran serta pemuda juga berpengaruh sangat besar. Itu dikarenakan, menurut Dhita, pemuda dapat menjadi sebagai mesin obyek yang dapat mempengaruhi masyarakat di sekitar, dengan cara memberikan edukasi atau pengetahuan tentang bagaimana cara belanja dengan bijak. Terutama bagi para ibu-bapak yang akan membelanjakan uang di pasar maupun di toko, agar supaya membelanjakan uang secara cukup dan tidak berlebihan.

“Bagaimana mereka bisa membawa masyarakat di sekitar untuk berbelanja bijak tidak berlebihan, ketika ibu belanja di pasar, bapak belanja di toko, agar supaya bisa memanfaatkan uang yang àda secara cukup dan tidak berlebihan ketika Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), tidak belanja dengan boros. Tapi dengan secukupnya,” demikian Dhita.

Exit mobile version