REALITAPOST.COM, REJANG LEBONG —Peringatan maulid Nabi Muhammad, SAW, berlangsung khidmat di Masjid Agung Baitul Makmur Curup, pukul 09.00 WIB, Rabu, (16/10).
Kegiatan ini dihadiri Pjs.Bupati Rejang Lebong, Dr.H. Herwan Antoni, SKM, MKes, MSi, unsur Forkopimda, Asisten I, II dan III Setdakab, kepala dinas instansi. Ketua MUI, Dr.H.Muhammad Abu Dzar, LC, MHI. Camat dan kelompok pengajian dan masyarakat.
Sedangkan tausyiah maulid disampaikan Buya Drs.H.Ristawardi Datuak Marajo di Padang, Sumatera Barat.
‘’Tausyiah yang disampaikan Buya Ristawardi ini perlu kita simak. Lalu, kita teladani dan kita hayati akhlaqulkarimah Nabi Muhammad SAW untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari,’’ jelas bupati.
Sedangkan Ketua MUI Rejang Lebong, Dr.H. Muhammad Abu Dzar, LC, MHI menjelaskan bahwa peringatan maulid nabi ini dilaksanakan atas Kerjasama Pemkab Rejang Lebong dengan MUI.
‘’Semoga, sinergitas Pemkab – MUI ini dapat terus berlanjut. Sehingga, kegiatan seperti ini juga dapat terus berlanjut,’’ ujar Abu Dzar.
Dalam tausyiahnya, Buya Ristawardi mengupas akhlaqulkharimah Nabi Muhammad. Khususnya, dalam pergaulan dan kehidupan rumah tangga nabi.
‘’Alhamdullillah, ulama dan umaroh Rejang Lebong yang bersinergi dalam pengembangan syiar Islam. Misalnya dalam pelaksanaan maulid nabi hari ini,’’ tutur Buya.
Buya juga menjelaskan risalah kedatangan nabi untuk memperbaiki akhlaq umat.
‘’Mudah-mudahan ulama kita tetap istiqomah dan tidak keluar dari jari jalur. Misalnya tidak punya pendirian. Katakan yang halal itu halal dan haram itu haram. Jangan ingin dekat dekat dengan umah yang haram dikatakan haramnya sedikit,’’ katanya.
Buya juga mencontohkan akhlaq nabi yang pemaaf dan pemurah. ‘’Saat nabi hijrah dari Mekkah ke Thaif dan ditolak masyarakat Thaif. Bahkan, nabi sempat dilempari batu kepala dan punggungnya sampai berdarah. Saat itu, malaikat Jibril menemui nabi dan minta izin untuk menghukum masyarakat Thaif. Tapi, nabi menolak dan bahkan berdoa agar masyarakat Thaif bisa menerimanya. Ternyata doa nabi terkabul dan lahir sahabat nabi, Abdullah Bin Abbas sebagai penghafal hadist. Jadi, itulah akhlaq nabi yang patut ditauladani. Walau disakiti dan celakai tidak balik melakukan pembalasan,’’ terang Buya.
Selain itu, Buya juga menyampaikan karakter Siti Aisyah yang pemurah. Suatu saat Aisyah memasak daging kambing. Aroma masakannya menyebar hingga ke rumah rumah tetangga. Lalu, para tetangga berdatangan dan meminta masakan daging kambing itu kepada Aisyah. Oleh Aisyiah para tetangganya diberi daging kambing. Hingga tersisa 1 potong untuk dimakan bersama nabi.
‘’Aisyah menceritakannya kepada nabi bahwa daging kambing hanya tersisa 1 potong. Sebab, daging kambing diminta tetangganya. Apakah nabi marah? Tidak. Nabi justru membenarkan upaya yang dilakukan Siti Aisyah,’’ demikian Buya Ristawardi.(adv)