REJANG LEBONG – Tingginya angka pemakai zat Narkoba khususnya dikalangan pelajar dan peredarannya yang kain hari kian mengkhawatirkan membuat para orang tua harus waspada dan ekstra hati-hati untuk selalu mengawasi perilaku anak.
Sejauh ini peredaran Narkoba sudah masuk dari berbagai lembaga dan instutusi Pemerintah. Ironisnya lagi di dalam Lapas pun kerap terungkap kasus peredaran Narkoba secara leluasan lantaran bisnis barang haram ini sangat menggiurkan bagi banyak orang. Bukan tidak mungkin narkoba masuk dalam Sekolah atau kampus maka harus dicegah bila tidak generasi bangsa ini akan hancur dalam waktu singkat.
Untuk mencegah peredaran Narkoba di Sekolah, SMAN 2 Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, mengaku akan mempertimbangkan untuk memberlakukan secara rutin kepada seluruh pelajar dan guru untuk mengikuti program tes urine yang saat ini tengah dibahas bersama.
Karena langkah ini bagian dari upaya kita mendukung program pemerintah dalam pemberantasan Narkoba sekaligus menuju Kota Relegius dengan menanamkan nilai-nilai agama. Dengan menanamkan nilai agama maka iman makin kuat dan tidak mudah terpengaruh dengan dunia hitam,” tegas Kepala SMAN 2 Rejang Lebong, Hamdan Mahyudin, M.Pd.
Sementara itu berdasarkan hasil tes urine diberlakukan kepada siswa baru pada masa penerimaan siswa baru belum lama ini. Ada beberapa pelajar yang diterima masuk sekolah positif pemakai narkoba.
Saya tidak mau sebutkan siapa dia tapi dengan hasil tes urine itu mereka akhirnya tidak melanjutkan sekolah alias pindah sekolah. Mungkin karena mereka takut atau apalah saya juga tidak tahu. Artinya dengan kasus ini maka kami kedepannya akan memikirkan hal itu untuk diterapkan agar kita guru dan orang tahu kondisi anak-anak kita,” jelasnya.
Apalagi setiap orang yang postif memakai narkoba dan dimasukkan ke RSJKO untuk dilakukan rehabilitasi hasilnya tidak memuaskan. Karena anak-anak atau orang yang sudah pernah memakai Narkoba itu sudah tidak bagus lagi otaknya kalau pun bisa keluar dan sembuh total itu butuh waktu lama dan proses yang harus sabar.
Maka sebelum terjadi maka kita lakukan pencegahan khususnya anak-anak kita. Cuma memang saat ini yang menjadi kendala adalah soal dukungan dana yang kini akan masih kami kaji lebih mendalam,” paparnya.[**/E01]