Bengkulu Utara,Realitapost.com — Senyum bangga terlontar dari Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa Lemo Nakai Desa Batu Raja R Bengkulu Utara, Renaldi. Senyum yang menyertai diteriamanya dana pengasuhan pohon sebesar Rp 16 juta untuk 93 pohon di Hutan Desa dari Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata pada Rabu, 11 Juni 2025. Lemo Nakai yang berarti 5 terjun, merupakan nama hutan seluas lebih dari 1.000 ha yang dikelola masyarakat dengan skema Hutan Desa. untuk menggerakkan ekonomi masyarakat desa tepi hutan ini, salah satu program yang dikembangkan adalah pohon asuh.
Program Pohon Asuh merupakan inisiatif pelestarian lingkungan berbasis partisipasi masyarakat, dengan melibatkan individu atau kelompok untuk “mengadopsi” pohon secara simbolis. Program ini bertujuan memulihkan ekosistem hutan yang terdegradasi, sekaligus memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan hutan berkelanjutan. Donasi yang diberikan digunakan untuk mendukung kegiatan penanaman, perawatan, serta peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan.
“Kami berterimakasih kepada Bupati yang sudah mengasuh pohon di hutan desa kami, tidak menyangka kami di desa yang jauh di pelosok ini, dikunjungi dan bapak bupati berkenan melihat hutan kami,” kata Ketua LPHD Lemo Nakai Renaldi.
Dukungan Bupati Bengkulu Utara ini, merupakan komitmen terhadap pelestarian hutan. “Hari ini kita mengemas bagaimana kawasan hutan ini tetap kita lestarikan. Maka ini bentuk komitmen kita, kita hadir bersama-sama menanam bibit pohon, habis itu kita kerahkan seluruh jajaran OPD, khususnya kepala OPD. Jadi kita menjadi adopter, bapak asuh dan ibu asuh pohon yang ada di sini.”
Dalam kunjungannya ini, Bupati di ke desa yang berjarak tiga jam perjalanan dari ibukota kabupaten ini, merupakan acara Merajut Kolaborasi Para Pihak untuk Perhutanan Sosial melalui adopsi dan penanaman pohon untuk masa depan Bengkulu Utara, yang mempertemukan pemangku kepentingan —dari tingkat desa hingga pemerintah pusat—berkumpul dalam satu semangat memperkuat sinergi lintas sektor demi masa depan Kabupaten Bengkulu Utara yang berkelanjutan. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Bengkulu Utara, seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kabupaten, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu, serta Kementerian Kehutanan melalui kehadiran Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial (PUPS) Kementrian Kehutanan, Catur Endah Prasetiani. Mitra strategis lainnya turut meramaikan acara, seperti perwakilan bank BUMN, komunitas offroad DAC, organisasi masyarakat sipil, dll.
Dialog hangat dan terbuka juga terjadi bersama masyarakat Desa Batu Raja R, Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD), dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Ini menjadi panggung nyata bagaimana suara masyarakat didengar dan dihargai. Dari mereka mengalir harapan dan refleksi.
“Kelompok memiliki harapan agar patroli hutan dapat berlangsung lebih intensif dan berkelanjutan. Di KUPS Eco Print ada kebutuhan sarana seperti mesin jahit misalnya agar produksi bisa ditingkatkan. Sedangkan di KUPS Kopi menganggap penting akses permodalan dan keinginan untuk terus belajar dalam mengelola usaha kopi agar tidak cepat merasa cukup.” Disampaikan Syafi’i, ketua KUPS Kopi Sako Lemo Nakai.
Ada kesadaran kolektif yang tumbuh bahwa usaha tidak akan berarti tanpa pengetahuan, dan pengetahuan harus terus dipupuk. Melalui bentuk peningkatan kapasitas seperti pelatihan dan diskusi seperti hari ini.
Momen ini adalah waktu yang sangat tepat karena kehadiran seluruh OPD dan pimpinan daerah membuka ruang sinergi yang luas. Banyak potensi yang bisa disambungkan, dari pelatihan keterampilan di BLK, dukungan dari Dinas Pariwisata, hingga di tingkat pusat seperti program dana bergulir dari BPDLH. “Tugas kita bersama adalah menjembatani dan memfasilitasi komunitas agar bisa terhubung dengan peluang-peluang ini,” kata Catur Endah Prasetiani, selaku Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan.
Catur Enda juga menggarisbawahi lembaga-lembaga seperti KKI Warsi merupakan mitra penting yang setia melakukan pendampingan dalam memfasilitasi komunikasi antara komunitas dan para pemangku kebijakan. Selain itu Ia juga sangat percaya dengan perhatian Bupati Bengkulu Utara terhadap perlindungan hutan yang begitu kuat seperti yang ditunjukkan hari ini, sinergi ini sangat mungkin untuk kita wujudkan.
Dalam dialog ini, masyarakat desa juga menyampaikan persoalan terkait sarana dan prasara desa yang masih belum memadai, terutama akses jalan. “Kami –Pemerintah Daerah Bengkulu Utara–, akan menindaklanjuti seluruh masukan dari masyarakat. Dengan juga memastikan bahwa infrastruktur penunjang seperti jalan desa menuju kebun akan diperbaiki melalui program TMMD serta target pengaspalan di beberapa lokasi dalam tiga tahun ke depan. Jalan bukan hanya urusan ekonomi, tapi jembatan harapan,” sebut Arie Septia Adinata, Bupati Bengkulu Utara dengan penuh komitmen.
Arie Septia menambahkan, tidak semua jalan harus menjadi aspal hitam. Ada nilai ekologis dan menjaga harmoni dengan alam. Jalan tanah pun tetap kita pelihara agar keasrian dan kearifan lokal tidak hilang. “Namun harus tetap nyaman dilalui dan mendukung ekowisata. Pemerintah kabupaten, bersama KKI WARSI, juga akan segera menyusun pendekatan Integrated Area Development (IAD) berbasis perhutanan sosial agar semua sektor bisa bersinergi dan keberlanjutan,” kata Bupati Arie.
KKI Warsi yang sudah sejak lama berkegiatan di Baru Raja R, guna menumbuhkan semangat menjaga hutan dan menghadirkan pengembangan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat desa. Perjalanan KKI Warsi dan masyarakat Baru Raja, terutama LPHD Lemo Nakai merupakan perjalanan panjang, bukan jalan yang instan dan penuh pelajaran. “KKI Warsi bahkan pernah melibatkan kolaborasi dengan pihak swasta seperti Uniqlo, yang turut memperjuangkan penguatan komunitas dan desa. Terdapat tiga hal mendasar yang dilakukan bersama masyarakat Desa Batu Raja R yakni kelola lembaga, kelola usaha, kelola kawasan.” Kata Emmy Primadona selaku Koordinator Program KKI Warsi.
Sebagaimana semangat KKI WARSI yang terus digaungkan yakni Konservasi bersama masyarakat, KKI Warsi hanya teman berdiskusi dan saling bertukar pengetahuan. Yang berjuang, yang bangkit, yang bertahan, adalah masyarakat Batu Raja R sendiri. Maka, semua capaian sampai hari ini adalah milik masyarakat.
Dukungan dari pemerintah Provinsi Bengkulu, juga tampak di Batu Raja R. Dukungan untuk mengembangkan berbagai aksi nyata yang bermanfaat secara ekologi dan ekonomi terus digerakkan. Untuk memberikan dukungan ini terus dilakukan sinergitas lintas sektor guna mengatasi kondisi lapangan. “Salah satu contoh misalnya tentang perbedaan nomenklatur kelembagaan antara sektor kehutanan dan sektor lainnya. Di perhutanan sosial, kita mengenal KUPS wisata. Namun di sektor pariwisata, istilah yang digunakan adalah POKDARWIS. Kita harus cerdas dan adaptif—bukan mengganti atau menambah kelompoknya, melainkan menyesuaikan penyebutannya saat berkoordinasi lintas sektor, karena objek yang akan disasar juga sama yakni wisata,” ujar Safnizar, Kepala Dinas LHK Provinsi Bengkulu.
Aksi ini bukan sekadar rutinitas seremonial, tetapi penanda awal dari komitmen kolektif, untuk mendukung masyarakat pengelola hutan. Melalui kegiatan ini, juga dilakukan penanaman bibit pohon. “Bibit ini ditanam seiring dengan menanam harapan agar kesadaran kolektif semua pihak—pemerintah, swasta, dan masyarakat—terus tumbuh dan berbuah nyata dalam aksi,” kata M. Roddini, Koordinator Program KKI Warsi.(rilis)