banner 728x250

Disperkan Rejang Lebong Ungkap Lambannya Pembagian Bibit Sapi Dan Kambing

banner 120x600


Kabid Peternakkan Dinas Pertanian dan Peternakkan Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Hendra Yani
REJANG
LEBONG –
Nampaknya para Kelompok Tani (Poktan) yang berhasil
menerima program bantuan bibit ternak sapi dan kambing melalui APBD Provinsi
Bengkulu harus bersabar lebih lama lagi. Pasalnya, program bantuan tersebut
akan segera teralisasi sekitar bulan Desember mendatang dari batas waktu yang
dijadwalkan semula.
Ditemui
wartawan, (06 November 2017), Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperkan)
Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, melalui Kabid Peternakkan, Hendra,
menjelaskan keterlambatan pembagian program bantuan bibit ternak sapi Bali dan
kambing sebanyak 18 ekor ini karena anggaran penunjang seperti,
dana survey kepada kelompok,
survey harga ternak dan lainnya,
dari pusat melalui APBD Provinsi Bengkulu
belum cair sehingga diprediksi baru akan dibagikan pada awal atau pertengahan
bulan 12 (Desember) mendatang.

Mereka
yang mendapatkan bantuan bibit sapi Bali dan kambing ini adalah Poktan yang
sudah terlebih dahulu melalui tahapan seleksi administrasi dan verifikasi dari
tim Provinsi Bengkulu. Sejauh ini sudah banyak Poktan yang memasukkan proposal
bantuan tersebut namun kelaikan penerimaan bantuan itu harus sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan tim,” tegasnya.

Total
anggaran yang dialokasi untuk program ini, lanjut dia, mencapai Rp 179 juta
melalui APBN yang disalurkan kepada Pemda Provinsi melalui dinas terkait. Dari
program ini diharapkan kepada Poktan yang berhak menerima dapat
mengambangbiakkan secara baik. Semakin banyak ternak yang dipelihara maka
program ketahanan pangan khususnya pasokkan daging lokal dapat terjaga.
 

Setidaknya
dapat memenuhi kebutuhan hidup dari ternak yang berhasil dikembangbiakkan,”
paparnya.

Berdasarkan
data, jumlah total kelompok tani se Rejang Lebong ada 1.200an kelompok. Dari
jumlah itu, terdapat 30 persen kelompok tani yang bergerak di bidang komoditi
ternak dan sisanya disektor pertanian. Dari jumlah itu juga ada sekitar 30
persen ado yang masih aktif dan ada yang tidak serta ada yang telah
teregistrasi
.(TO)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *