BENGKULU, REALITAPOST.COM —
Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Bengkulu Syafriandi
Kepala DKP Provinsi Bengkulu, Syafriandi mengatakan budidaya ikan bioflok ini nantinya disebar ke kabupaten dengan alokasi pembibitan sebanyak 50 lokasi bioflok.
“50 bioflok ini untuk kelompok pembudidaya ikan, disebar di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Rejang Lebong, dan Lebong,” kata Syafriandi, belum lama ini.
Syafriandi menjelaskan, budidaya dengan sistem bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme seperti bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, yang tergabung dalam gumpalan flok.
“Bioflok dapat terbentuk jika ada 4 komponen yaitu sumber karbon, bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan, bakteri pengurai dan ketersediaan oksigen,” jelasnya.
Lebih lanjut, pembudidayaan ini nantinya akan didukung dengan penyediaan pakan juga 250 ribu ekor bibit ikan nila dan lele dengan dana yang dikucurkan sekitar Rp 1,5 miliar.
“Fasilitas yang diberikan berupa bibit dan pakan pemula bersamaan dengan pemberian bibit. Pakan tersebut hanya berikan di awal saja diberikan, tidak sampai panen,” kata dia.
Nantinya program ini juga berlaku untuk kelompok budidaya yang belum memiliki kelompok usaha bersama (KUB) atau legalitas seperti akta notaris.
“Budidaya bioflok air tawar termasuk nanti budidaya udang vaname, di dalam bioflok. akan kita lakukan di APBD Perbaikan. Sehingga di tahun 2024, sudah bisa dipanen,” jelasnya.(Damar/Dian Marfani)