Gulung Tikar, PT Sanken Indonesia PHK 900 Buruh

Jakarta, Realitapost.com, — Pabrik PT Sanken Indonesia di Cikarang, Bekasi, akan ditutup pada Juni 2025, memaksa sekitar 900 buruh kehilangan pekerjaan. Ini merupakan langkah perusahaan yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1995, yang kini kembali ke Jepang.

Dalam setahun terakhir, Sanken Indonesia telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 500 buruh yang sebelumnya memproduksi semikonduktor dan kini beralih ke power supply.

Menurut Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, rata-rata masa kerja buruh yang terkena PHK adalah 15 tahun, dengan usia antara 30 hingga 40 tahun, yang membuat mereka kesulitan mencari pekerjaan baru.

Dengan demikian, ditutupnya pabrik Sanken di Indonesia telah mengakibatkan 900 orang buruh kehilangan pekerjaan dengan masa kerja rata-rata 15 tahun dengan usia pekerja 30-40 tahun yang bisa dipastikan akan sulit mencari kerja pasca di-PHK dan outputnya adalah menambah angka pengangguran yang makin tinggi, yang sebelumnya industri tekstil, garmen, dan sepatu juga sudah mengalami PHK besar-besaran ratusan ribu buruh di tahun 2024, ujar Presiden KSPI, Said Iqbal, Jumat (21/2).

Manajemen perusahaan telah menginformasikan kepada karyawan tentang penutupan ini sejak setahun lalu. Serikat pekerja FSPMI-KSPI masih bernegosiasi mengenai pesangon dan hak-hak lainnya, di mana Sanken Indonesia setuju memberikan pesangon 2,6 kali dari ketentuan undang-undang. Namun, serikat pekerja berharap mendapatkan lebih dari 3 kali ketentuan tersebut.

Perundingan antara serikat pekerja FSPMI-KSPI dengan manajemen perusahaan masih terus berlangsung dan kedua belah pihak bersepakat tidak akan melibatkan pihak ketiga termasuk pemerintah dalam perundingan internal ini, kata Said Iqbal.

Direktur Marketing PT Sanken Argadwija, Esmond H. Tirtajasa, menegaskan bahwa penutupan pabrik di Cikarang tidak terkait dengan pabrik mereka yang memproduksi alat rumah tangga seperti mesin cuci dan lemari es. Sanken Argadwija tetap beroperasi dan bahkan berencana untuk memperluas pabrik di Cirebon.

“Pabrik yang tutup itu merupakan pabrik khusus penyediaan produksi parts kecil dan sama sekali bukan bagian dari pabrik kita,” ucapnya saat dikonfirmasi terkait berita tersebut, Kamis (20/2).

Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa penutupan ini disebabkan oleh penurunan tingkat produksi yang signifikan, dengan utilisasi hanya mencapai 14 persen. Keputusan ini diambil oleh perusahaan induk di Jepang yang ingin fokus pada industri semikonduktor.

Meski menutup pabrik, Sanken Indonesia berkomitmen untuk menjalankan proses penutupan sesuai prosedur yang berlaku, memastikan semua berjalan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang ada.

 

Exit mobile version