Penghargaan diterima Fadia Salim Owner Pelangi Foof oleh Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata.(Foto:Istimewa/Realitapost.com) |
BENGKULU, REALITAPOST.COM — Setiap massa pasti ada orangnya, setiap orang pasti ada massanya. Setidaknya itu gambaran nyata potret usaha Pelangi Food yang menjual aneka makanan khas Bengkulu yang dulunya sempat dalam massa kejayaan namun kala musibah Covid 19 tiba membuat perlajanan usahanya hanya bertahan ditengah derasnya persaingan usaha serupa.
Fadia Salim, ibu dua anak yang kini menjadi owner Pelangi Food yang beralamat di Jalan Nuri RT 5 RW 2 Kelurahan Kebun Gerand Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu, memulai usaha sekitar tahun 2006 silam.
“Awalnya tidak sengaja pasca lahiran anak pertama dan memiliki tekad untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga dia berjalan disekitar kawasan pantai Malabero, menemukan banyak sekali nelayan menjemur ikan tri kering dan ikan geleberan khas Bengkulu dipinggir pantai. Dengan modal awal Rp 100 ribu saya mencoba membeli dan dikemas rapi lalu dipasarkan ke pusat oleh-oleh khas Bengkulu di Anggut Simpang Lima. Alhamdulillah penjualannya laris,”jelasnya.
Seiring berjalannya waktu dia pun sempat hunting ikan di Pulau Baai dan menemukan banyak ikan beledang yang ukuran kecil-kecil dijual sangat murah. Lagi-lagi karena melihat peluang usaha, akhirnya ikan beledang ukuran kecil itu dibeli awalnya sebanya 2 Kg untuk kemudian bereksperimen menjadi makanan keripik.
“Lantaran bahan bakunya banyak dan saya pun terus mencoba mengolah adonan ikan beledang untuk dijadikan keripik dan ternyata laris manis dipasaran. Lambat laun volume ikan beledang sempat 1-2 ton diproduksi, bahkan saya terpaksa merekrut karyawan sekaligus mengurus perizinan usaha sekitar tahun 2008,” jelasnya.
Akhir tahun 2008 mulai mencoba mengajukan pinjaman BRI sebesar Rp 5 juta dengan anggunan BPKB motor. Pinjaman berikutnya meningkat menjadi Rp 50 juta dan jumlah produksi kian meningkat dan karyawan terus bertambah serta keuntungan pun ikut meningkat.”Saya pun mengajukan kredit mobil dan mengembangkan tempat usaha baru dan alhamdulillah berjalan lancar. Bahkan saya sudah banyak mengikuti berbagai lomba dan pameran baik lokal maupun luar daerah. Bahkan menjadi narasumber dan diwawancarai wartawan waktu itu,” katanya.
Masa kejayaan Pelangi Food sirna kala musibah covid 19 melanda. Pasca itu ia kembali memulai usaha dari nol kembali dengan varian produk makanan khas Bengkulu semisal Kue Perut Punai, Sirup Kalamansi, Manisan Terong, dan Kue Siput.”Kini, usaha saya tidak begitu moncer lagi karena banyak faktor yang memengaruhinya. Tapi saat ini tempat saya masih dijadikan tempat magang anak sekolah untuk praktek dan saya masih banyak dilibatkan sebagai narasumber oleh dinas,” tutupnya.(Dian Marfani)