KPW Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Menguat Triwulan Satu

Bengkulu, Realitapost.com, — Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat saat acara BI Bincang Bareng Media (7/2) menyebut bahwa Pada triwulan I 2025 pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu diprakirakan tumbuh menguat yang didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat pada Ramadhan 1446 H dan (HBKN) serta potensi panen padi dan hortikultura di bulan Maret 2025.

Pertumbuhan ekonomi Bengkulu diprediksi akan menguat pada periode triwulan satu tahun 2025. Prediksi menguatnya pertumbuhan tersebut juga didorong dari realisasi arah kebijakan BI dalam menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Bauran kebijakan Bank Indonesia diarahkan pada keseimbangan menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan terus memperkuat sinergi bersama Pemerintah menuju Indonesia Maju.

Faktor penguatan itu dipengaruhi oleh, Konsumsi masyarakat diprakirakan meningkat seiring kenaikan harga komoditas kopi dan CPO, THR, dan Gaji Ke-13,. Lebih lanjut, kondisi geopolitik global yang diperkirakan akan lebih baik juga akan turut mendorong perbaikan konsumsi.

LU Pertanian diperkirakan meningkat seiring perkiraan harga komoditas turunan kelapa sawit, tingginya tanaman hasil program replanting kelapa sawit di tahun sebelumnya, produksi beberapa komoditas pertanian akan berada di angka yang tinggi.

Sejalan dengan komponen konsumsi RT, peningkatan juga akan terjadi pada LU perdagangan. Periode HBKN Ramadhan yang terjadi lebih awal diprakirakan akan meningkatkan volume perdagangan terutama untuk komoditas tekstil dan pakaian.

Pertumbuhan LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum di tahun mendatang diperkirakan akan didorong oleh peningkatan mobilitas pariwisata didorong membaiknya daya beli.

Disisi lain, tekanan inflasi Bengkulu pada bulan Januari 2025 tercatat relatif lebih rendah. Berdasarkan data BPS, inflasi Bengkulu hingga Januari 2025 tercatat sebesar 0,09% (yoy) atau lebih rendah dari Januari 2024 yang sebesar 3,09% (yoy). Melandainya tekanan inflasi disebabkan kebijakan diskon 50% tarif listrik bagi rumah tangga dengan daya dibawah 2.200 VA

 

Exit mobile version