Pelindo Dinilai Tak Serius Atasi Pendangkalan Alur Pelabuhan, INSA Desak Datangkan Kapal Keruk

Bengkulu, Realitapost.comUpaya pengerukan material sedimentasi jalur masuk Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang dilakukan pihak PT Pelindo Bengkulu hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang signifikan. Meski kini informasinya sudah ada 3 unit alat berat excavator yang telah dikerahkan namun semua jenis kapal tidak bisa keluar atau pun masuk Pelabuhan Pulau Baai.

Wakil Ketua Indonesia Shipowner Association (INSA), Edi Hariyanto, S.P., M.M., mengungkapkan keprihatinannya atas lambannya progres pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai oleh PT Pelindo. Menurutnya, hingga kini belum terlihat hasil signifikan, meskipun pekerjaan sudah berjalan lebih dari sepekan.

“Pengerukan dimulai sejak tanggal 28, sekarang sudah tanggal 8. Namun belum ada satu pun kapal yang berhasil keluar atau masuk pelabuhan,” ujar Edi, Senin (8/4).

Ia menjelaskan, meskipun alat berat yang digunakan telah ditambah menjadi tiga unit, termasuk mesin penyedot pasir, hasil di lapangan belum memadai. Hal ini terbukti dengan dibatalkannya uji coba keberangkatan KM Pulau Telo ke Pulau Enggano karena dinilai belum aman.

“Keselamatan adalah prioritas. Kalau alur pelayaran masih belum bisa dilalui, tentu kapten kapal tidak berani ambil risiko,” tegasnya.

Edi menyarankan agar Pelindo segera mengerahkan kapal keruk khusus, bukan hanya mengandalkan ekskavator di darat. Ia menilai keterlambatan dalam pengerukan menunjukkan kurangnya keseriusan dalam menangani persoalan yang sudah sering terjadi.

“Ini bukan pertama kali pengerukan dilakukan. Seharusnya Pelindo sudah punya pengalaman dan strategi. Pertanyaannya, mereka mau serius atau tidak?” tegasnya.

Pengerukan alur ini merupakan bagian vital dari proyek revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai, yang sebelumnya telah dipresentasikan ke Gubernur Bengkulu. Tanpa alur pelayaran yang layak, pembangunan infrastruktur lainnya seperti dermaga curah cair dan fasilitas tambahan menjadi tidak relevan.

Selain menghambat aktivitas pelabuhan, keterlambatan ini juga berdampak langsung pada masyarakat, terutama warga Pulau Enggano. Pengiriman logistik seperti beras, pupuk, dan kebutuhan pokok terhenti. Para petani, buruh pelabuhan, sopir truk, hingga perusahaan pengangkut batu bara turut terdampak.

“Kalau ini terus dibiarkan, perekonomian Bengkulu bisa lumpuh. Kami mendesak Pelindo menunjukkan komitmen nyata, bukan hanya janji,” tutup Edi.(Damar)

Exit mobile version