Bengkulu — Di tengah reruntuhan rumah dan bayang-bayang trauma akibat gempa berkekuatan 6,3 magnitudo yang mengguncang Bengkulu pada 23 Mei lalu, secercah harapan mulai tumbuh. Tak hanya berupa bantuan logistik, namun juga pelukan hangat kemanusiaan melalui program Layanan Dukungan Psikososial yang menyentuh hati para penyintas terutama anak-anak.
Kementerian Sosial RI, melalui Sentra “Dharma Guna” di Bengkulu, mengirimkan sejumlah bantuan senilai Rp 167.692.200 yang mencakup:
• Tenda gulung
• Kasur
• Selimut
• Family kit
• Kidsware
• Popok bayi
• Makanan anak
• Makanan siap saji
• Peralatan dapur keluarga
• Tenda keluarga portabel
Tim Sentra juga hadir untuk menguatkan secara emosional. Berkolaborasi dengan Pendamping Rehabilitasi Sosial serta berbagai lembaga kemanusiaan menciptakan ekosistem tanggap darurat yang bukan hanya sigap, tapi juga penuh empati.
Salah satu lokasi terdampak terparah, adalah di Perumahan Betungan Rafflesia Asri, yang menjadi saksi hidup bagaimana kerja sama lintas sektor membuahkan hasil. Bantuan logistik bencana diberikan, namun yang paling menyentuh adalah momen saat tawa anak-anak mulai kembali terdengar.
“Kami tidak hanya memberikan logistik, tapi juga semangat. Anak-anak ini kehilangan rumah, dan sebagian harus berpisah dengan keluarga. Lewat permainan, nyanyian, dan cerita, kami mencoba mengembalikan rasa aman dalam diri mereka,” ujar Syam Wuryani, Kepala Sentra “Dharma Guna” di Bengkulu.
Salah satu kegiatan Layanan Dukungan Psikososial, menghadirkan senyum kecil dari Inaya, bocah 7 tahun yang sebelumnya hanya diam di sudut tenda. Hari itu, ia ikut bernyanyi bersama relawan “Inaya sudah mulai tertawa lagi,” kata ibunya, sambil menitikkan air mata.
Di posko utama, Tim Sentra “Dharma Guna”, tim dari Direktorat PSKBA Kemensos, relawan Tagana bahu-membahu bersama Dandim 0407/Kota Bengkulu Kolonel Inf. Widi Rahman, untuk memastikan distribusi logistik berjalan lancar.
“Inilah esensi kemanusiaan: gotong royong, saling menguatkan, dan memastikan tak ada yang sendirian dalam menghadapi duka,” kata Tarwan, perwakilan Direktorat PSKBA.
Program Layanan Dukungan Psikososial yang dilakukan menjadi pengingat bahwa pemulihan tak hanya soal fisik, tetapi juga jiwa. Dari tangan-tangan yang memberi, hingga pelukan-pelukan kecil yang menyembuhkan, Bengkulu perlahan bangkit, tidak sendiri.(rls)