Apret Samsuri Owner Bapak Kopi Rindu Hati memberikan kritikan kepada Pemkab Benteng melalui Dinas Pertanian untuk lebih serius memberikan pendampingan.(Foto:Istimewa/Realitapost.com) |
BENGKULU TENGAH, REALITAPOST.COM — Nampaknya ada rasa keprihatinan yang mendalam dari seorang petani muda asal Desa Rindu Hati Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Provinsi Bengkulu Apret Samsuri terhadap potensi komoditas kopi petik merahnya yang kini sudah mendunia.
Pasalnya, sampai saat ini dia merasa pihak Pemerintah Kabupaten Bengekulu Tengah melalui Dinas Pertanian masih belum optimal dalam melakukan sosialisasi dan edukasi secara nyata mengajak petani kopi untuk meningkatkan kualitas kopi yang mereka hasilkan.
“Sebab saya merasa seolah berjuang sendirian hampir 5 tahun ini melakukan sosialisasi dan mengedukasi warga desa petani kopi agar mau meniru pola panen kopi petik merah karena banyak keuntungan yang akan didapatkan. Tanpa ada dukungan nyata dari Dinas terkait, inilah yang membuat saya sedikit kecewa,” keluh Apret Samsuri selaku Owner Bapak Kopi Rindu Hati, Selasa (30/5/2023)
Salah satu indikator ketidakseriusan Pemkab Benteng dalam pengembangan produk unggulan kopi petik merah, bebernya, bahwa Dinas Pertanian tidak memiliki data yang akurat terhadap berapa jumlah hasil panen kopi petik merah di perkebunan milik petani di Bengkulu Tengah. Bahkan luas lahan areal tanaman kopi yang ada pun tidak valid.
“Saya sudah pernah mempertanyakan data itu tapi hanya dijawab mereka seadanya. Padahal saya beberakan kepada mereka ada banyak perkebunan kopi yang melimpah disini mulai dari Desa Lagang Bungin, Daerah Susup dan utamanya di Desa Rindu Hati. Kalau petani kebun kopi ini didata dan diberikan pendampingan serta di edukasi saya rasa mereka mau menerapkan pola panen petik merah karena harga jual dan pasarnya sangat menjanjikan,” ketusnya.
Untuk itu, dia sekali lagi sangat berharap kepada Pemerintah Daerah untuk dapat lebih serius lagi.”Sebab yang baru saya rasakan dari perhatian Pemerintah Daerah maish sebatas dukungan pelatihan produk dan pemasaran. Selebihnya belum terlihat nyata. Yang ada dan serius saya perhatikan datang dari pihak Perbankan baik BI dan BRI,” tutupnya.(Dian Marfani)