banner 728x250

Pertamina Diminta Hapus Sistem Zonasi Dan Pembatasan BBM

banner 120x600
RealitaPost.com, Bengkulu – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah gelar rapat terbatas dengan pihak
pertamina terkait kelangkaan stock BBM bersubsidi di Provinsi Bengkulu.
Hal ini merupakan bentuk respon cepat pemerintah atas keluhan
masyarakat. 

“Pemerintah merespon secara positif dan cepat, terkait
dengan ketersediaan BBM yang mulai terbatas dirasakan masyarakat dan
berimbas pada antrian pengisian BBM di SPBU hampir merata se Bengkulu,”
kata Gubernur Bengkulu saat konferensi pers di Media Center, 15/07.
Tentu
hal ini menurut Rohidin sangat mengganggu tidak saja aktivitas ekonomi
tapi juga kondisi sosial masyarakat. “Kondisi ini berlangsung cukup
lama. Berbagai upaya yang bersifat kontemporer sudah kita lakukan.
Seperti membuat zonasi, pembatasan pengisian dan sebagainya,” jelas
Rohidin di hadapan awak media didampingi oleh Asisten II, Kadishub,
Kadis Perindag, dan Organda.
Rohidin menganggap bahwa
pola seperti itu tidak menyelesaikan masalah. Dan persoalan-persoalan
itu sementinya dihindari. “Kita harus mampu mencarikan solusi yang pasti
terhadap persoalan-persoalan yang ada,” tegas Rohidin.

Atas kondisi
ini, Gubernur Rohidin langsung mengkonfirmasi pada pihak Pertamina. Dan
ternyata, sejak masa antrian terjadi pihak Pertamina sudah melakukan
menambahan kuota 15 persen. “Bulan Juli ditambah lagi 15 persen. Jadi
total 25 persen minumum menambahan kuota BBM sejak Juli ini dari kondisi
normal biasanya,” terang Gubernur.
Logikanya, tambah
Rohidin, jika sudah dilakukan penambahan 25 persen harusnya masalah
selesai. Tidak akan ada lagi antrian di SPBU-SPBU. 

Artinya, kata
Rohidin, pihak Pertamina menjalankan isi kesepakatan bersama pada akhir
2018 lalu antara pemerintah provinsi Bengkulu, Pertamina dan BPH Migas,
Bengkulu mendapatkan kouta tambahan untuk kebutuhan BBM. Baik kebutuhan
solar maupun bensin premium.
Alhasil, mulai Januari
hingga April pemenuhan kebutuhan BBM Bengkulu relatif stabil. Bahkan
jelang puasa masih lumayan baik keadaan di Bengkulu dibanding dari
sebelumnya.
Namun, kondisi kelangkaan terasa lagi
mulai bulan Mei akhir, dan Juni. Dan parah sekali mulai akhir Juni dan
awal Juli ini hingga mengakibatkan antrian yang sangat panjang di hampir
semua SPBU yang ada di Kota Bengkulu.

Atas kondisi ini, Gubernur
Bengkulu meminta pada pihak pertamina untuk menghilangkan terkait
zonasi-zonasi dan pembatasan pengisian. “Ini sangat tidak produktif bagi
ekonomi masyarakat. Terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dan
usaha kecil menengah,” jelas Rohidin.
Kemudian Rohidin
meminta untuk membentuk tim khusus, Asisten II Setda Provinsi Bengkulu
Yuliswani sebagai koordinator bersama Disperindag, Dishub, Satpol PP,
Organda, Pertamina, guna menyelidiki fenomina ini langsung ke lapangan
dengan cara mendatangi SPBU-SPBU yang ada di Kota Bengkulu agar tidak
berlarut-larut.(mc-ambo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *