Reses yang bertujuan menjaring aspirasi masyarakat itu dihadiri perangkat desa, tokoh dan pemuka masyarakat. Serta pemuda dan masyarakat desa.”Kita disini untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan sebagainya sesuai dengan amanah undang-undang. Aspirasi yang masuk akan kita sampaikan ke eksekutif dan akan perjuangkan,’’ jelas Edwar Samsi.
Dalam reses itu, masyarakat berupaya menyampaikan masukan. Misalnya, Listiani guru PAUD desa yang hanya menerima honor Rp 100.000 per bulan.”Sebagai guru PAUD desa saya hanya digaji Rp.100.000 per bulan sesuai Perbup. Saya rasakan ini sangat tidak memadai karena kami juga memiliki kebutuhan hidup. Tolong bapak dewan untuk memperjuangkan kenaikan honor kami ini,’’ ujar Listiani.
‘’Kenaikan honor ini sudah dianggarkan tahun 2018. Tapi yang membuat kami kecewa selaku anggota DPRD dan banggar bahwa bukannya gaji honorer yang dinaikkan. Tapi malah jumlah tenaga kontraknya yang ditambah. Sehingga gaji yang tadinya naik dengan anggaran yang disiapkan malah berkurang untuk menggaji tenaga kontak baru.
Menanggapi masukan ini, Edwar Samsi menjelaskan memang benar kalau desa tidak bisa membangun yang merupakan aset PU.”Tapi ini masih bisa kita carikan solusi yaitu dengan cara pinjam pakai kepada Dinas PU, Pak Kades bisa buat surat untuk pinjam pakai kepada Dinas PU nanti saya dan Pak Haryanto yang akan mendampingi ke Dinas Pekerjaan Umum dan kepada Bupati Kepahiang untuk segera menindak lanjuti masalah pinjam pakai terkait aset ini,’’ tutupnya.(Adv/Beni)