banner 728x250

Soal SDN 62, PGRI Kecewa Sikap Pembiaran Walikota

banner 120x600
RealitaPost.com – Selama 2 periode kepemimpinan Walikota Bengkulu Helmi Hasan, konflik Sekolah SDN 62 Kota Bengkulu tak kunjung tuntas. Siswa dan orang tua wali murid SDN 62 untuk kesekian kali menjadi korban atas sikap pembiaran yang dilakukan Pemkot Bengkulu.

Mencuatnya konflik tersebut langsung mendapatkan reaksi keras dari Organisasi PGRI Kota Bengkulu. Ketua PGRI Kota Bengkulu, Heri Suryadi, M.Pd, saat ditemui wartawan ini dikediamannya, sabtu (27 Juli 2019), mengaku kecewa dengan kepemimpinan Walikota Helmi Hasan yang dinilainya tak mampu menyelesaikan persoalan tersebut.

“Jelas kami dari PGRI Kota Bengkulu sangat kecewa dengan sikap Walikota yang sudah 2 periode menjadi Walikota masalah ini tidak juga ada penyelesaian. Semestinya sebagai Walikota dia bisa atasi masalah ini sejak pertama kali mencuat tahun 2015 silam. Bahkan seingat saya kala itu sempat terjadi penyelesaikan dari kedua belah pihak namun entah kenapa kok seiring berjalannya waktu proses tersebut tidak ditindaklanjuti oleh Helmi Hasan,” sesalnya.

Menanggapi sikap keras Walikota Bengkulu yang berencana nekad memindahkan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara permanen di lokasi baru, dinilai bukanlah solusi terbaik.  Justru itu akan menambah masalah baru khususnya psikologis siswa kelas 6 yang sebentar lagi mengikuti Ujian Nasional. Pembangunan lokasi sekolah baru pun bukan semudah membalikkan telapak tanggan karena pasti memakan waktu cukup lama untuk menormalisasikan KBM.

“Saran kami kepada pak Walikota tingggalkan ego demi kepentingan bersama untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pemindahan lokasi KBM SDN 62 justru membuat anak-anak itu makin mrmbuat anak kian frustasi dan mental mereka pun bisa terganggu. Jedi hentikanlah cara dan gaya pencitraan kepada masyarakat. Yang dibutuhkan masyarakat bukti nyata pemkot dalam menyelesaikan masalah SDN 62,” sarannya.

Sebelumnya, Komala Dewi, orang tua wali murid SDN 62 kepada wartawan ini, Jumat siang (26 Juli 2019), mengaku tidak menerima solusi yang ditawarkan Pemkot. Karena menurut dia itu bukan jalan terbaik melainkan makin membuat para orang tua dan anak-anak siswa SDN 62 makin trauma.

“Meski Pemkot menyediakan bus antar jemput anak-anak sekolah, itu bukan solusi karena justru anak-anak yang belajar  menunmpang di sekolah lain makin membuat psikologis anak-anak kian parah. Kami para orang tua juga ikut prihatin dan berharap Pemkot mengembalikan anak-anak kami sekolah ditempat asalnya,” tegasnya.

Ia mengaku miris dengan sikap tidak seriusnya Pemkot dalam menyelesaikan persoalan ini yang telah bergulir bertahun-tahun. Bahkan anak-anak murid dan wali murid kembali menjadi korban untuk kesekian kalinya.”Kami merasakan selama ini tidak ada keseriusan dari mereka (Pemkot),” jelasnya.

Disisi lain, terkait solusi pembangunan sekolah dengan lahan baru yang ditawarkan Pemkot Bengkulu dinilainya tidak akan membuat suasana kegiatan belajar mengajar (KBM) anak-anak menjadi normal. Apalagi anak-anak yang belajar menumpang saat ini dipaksa menunggu sampai bangunan sekolah baru mereka selesai.

“Pertanyaan kami berapa lama anak-anak kami bertahan dengan kondisi menumpang yang kian hari akan memperparah psikologis mereka. Jadi sekali lagi solusi yang ditawarkan pemkot bukan solusi,” sesalnya sambil meneteskan air mata sembari memohon untuk dikembalikan di sekolah semula.

Sementara itu, Helmi Hasan disela-sela kunjungannya ke SDN 51 Kota Bengkulu, bersikukuh ingin memindahkan murid SDN 62 ke sekolah yang baru yang telah direncanakan Pemda Kota. Ia bahkan mengklaim Pemkot sejatinya sudah ingin mencicil sebesar Rp 1 milliar tapi ditolak pihak ahli waris.”Kami mau bayar tapi harus ada dasar hukumnya karena APBD ini milik rakyat,” klaimnya.(gol)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *