Realitapost.com, Bengkulu Selatan – Tindakan arogansi Pol PP yang di komandoi Sekretaris Pol PP Bengkulu Selatan (BS) Asih Kadarinah bersama Tim covid-19 BS yang melakukan pembongkaran paksa tenda hajatan di Kelurahan Kayu Kunyit mengharuskan Wakil Bupati Bengkulu Selatan H Rifai Tajudin turun ke lokasi.
Sesampainya dilokasi Wakil Bupati Bengkulu Selatan H Rifai Tajuddin langsung mengintruksikan petugas Pol PP dan tim Covid-19 yang terdiri dari gabungan TNI/Polri untuk membubarkan diri dan tidak ada yang melakukan pembongkaran tenda hajatan di rumah Ibrahim ASN Pemprov Bengkulu tetsebut.
“Mana pak Kapolsek, Pol PP, Danramil, kegiatan arogan ini harus dihentikan. Tidak ada yang melakukan pembongkaran karena tenda ini tidak bersalah. Yang bersalah itu kerumunan orang menonton pembongkaran tenda ini,” tegas Wabup Rifai Tajuddin yang terlihat kesal dan marah besar kepada petugas yang melakukan pembongkaran paksa tenda hajatan warga.
Wabup menyampaikan bahwa dirinya sudah meminta izin ke Gubernur dan Bupati karena warga yang mempunyai hajatan sudah terlanjur mendirikan tenda.
“Saya sudah pamitkan dengan pak Gubernur dan Bupati biarlah tenda ini berdiri sampai hasil rapat keuar. Warga yang mempunyai hajatan ini masih menunggu hasil keputusan rapat. Kalau dari hasil keputusan rapat hari senin depan tetap tidak diizinkan baru kita minta tenda ini di bongkar. Kalau saya salah hukumlah saya. Kita harus humanis dan tidak boleh arogan. Bukan budaya kita melakukan tindakan paksa,” ujar haji Rifai Tajuddin didepan petugas Covid-19 yang terlihat meneteskan air mata karena terharu dan merasakan apa yang dirasakan oleh sepokok rumah pemilik hajatan.
Pembongkaran tenda pun kahirnya dihentikan dan petugas akhirnya membubarkan diri dengan sendirinya.
Dengan pendekatan secara humanis Wakil Bupati BS, sepokok rumah yang akan melaksanakan hajatan pun akhirnya memahami dan akan menghentikan semua kegiatan hingga keluar hasil keputusan rapat Pemkab BS pada tanggal 6 September senin depan.
