Bengkulu, Realitapost.com — Pada hari ini Kamis (16/4), upaya pengerukan alur atau sedimentasi pintu masuk Dermaga Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang berjalan sejak tanggal 4 Maret hingga 16 April ini progres kedalam air pintu masuk masih berkutat di kedalaman 1 meter lebih. Akibatnya sampai saat ini belum ada satu kapal bermuatan besar yang bisa keluar masuk Dermaga.
Dampak tersebut telah membuat Gubernur Bengkulu Helmi Hasan geram dan beru-baru ini beliau telah merencanakan akan membangun pelabuhan baru untuk mengatasi ketergantungan transportasi laut di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang selalu mengalami pendangkalan alur.
Rencana Gubernur Bengkulu tersebut mendapatkan respon positif dari Anggota DPRD Kota Bengkulu, Edi Haryant, yang menilai rencana tersebut sangat tepat dalam mengatasi mobilisasi armada laut yang digunakan masyarakat dan para pengusaha Bengkulu selama ini.
“Sebab sampai saat ini dan sudah bertahun-tahun Pelabuhan Pulau Baai tidak mengalami kemajuan dan perubahan bahkan kini sudah lumpuh tidak bisa dipergukan armada kapal muatan barang skala besar. Maka dari itu ide daripada pak Gubernur Helmi yang ingin membuat pelabuhan baru sangat tepat ditengah kesulitan yang kini dihadapi masyarakat khususnya masyarakat di Pulau Enggano,” ungkap Politisi Perindo ini, Kamis pagi (16/4).
Sebelumnya, Gubernur Helmi Hasan mengemukakan akan membuka opsi pembangunan sejumlah pelabuhan baru di daerah itu guna kepentingan ekonomi. “Ke depan, kami akan membuka opsi membangun pelabuhan baru di sejumlah kabupaten, seperti di Pelabuhan Linau, Kabupaten Kaur, bahkan ada swasta yang ingin membangun pelabuhan di Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma,” kata Helmi Hasan beberapa waktu lalu.
Menurut Helmi, ada beberapa investor berniat membangun pelabuhan di Kabupaten Bengkulu Utara. Ia menyambut positif langkah tersebut. Namun, khusus Pelabuhan Linau di Kabupaten Kaur, ia menjanjikan akan membangun komunikasi dengan pemerintah pusat karena anggaran tidak sedikit.
Wacana membangun pelabuhan lain, baik dari sektor swasta maupun pemerintah, juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana.
Ia mengatakan sejumlah pihak swasta pernah mengajukan penawaran tersebut pada Pemprov Bengkulu. “Di Bengkulu Utara terdapat dua lokasi potensial pelabuhan, di Seluma juga ada,” jelasnya.
Lebih lanjut, Donni katakan berdasarkan rapat dengan Pertamina, pengangkutan BBM untuk Bengkulu menggunakan jalur darat sangat merugikan Pertamina, apalagi ketika Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, alami pendangkalan. “Pertamina saat ini mewacanakan menjadikan Pelabuhan Linau sebagai tempat bongkar muat BBM dari kapal. Menurut Pertamina, kalau mereka gunakan jalur darat, mereka rugi Rp 500 juta per hari,” katanya.
Sementara itu, baru-baru ini Bupati Kabupaten Kaur, Gusril Pausi, menyatakan kesiapannya untuk mem-backup rencana Gubernur tersebut. “Di Kaur ada Pelabuhan Linau yang dikelola pusat. Kalau Pak Gubernur akan optimalkan, tentu itu menjadi harapan kami karena Pelabuhan Linau merupakan pelabuhan alami yang pernah digunakan Belanda dan tidak akan alami pendangkalan seperti Pulau Baai sekarang,” kata Gusril Pausi saat dikonfirmasi Rabu (16/4/2025).
Gusril melanjutkan, bila Gubernur setuju, Pemda Kaur akan ikut membantu secara total agar Pelabuhan Linau dijadikan pelabuhan penyangga. “Sepuluh kabupaten kota di Bengkulu ini ‘punya’ Pak Gubernur, kami wajib melaksanakannya bila itu niat Pak Gubernur,” sebut Gusril. Hal yang sama juga disampaikan Bupati Seluma, Teddy Rahman.
Menurutnya, Kabupaten Seluma memiliki lokasi pelabuhan perikanan potensial yang bisa dioptimalkan. “Saya diskusi panjang lebar dengan Pak Gub soal pemindahan pelabuhan perikanan Pulau Baai ke Kabupaten Seluma. Beliau sangat tertarik dan sangat setuju. Kabupaten Seluma berharap ini bisa terwujud,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata. Gagasan Gubernur sangat ia dukung karena akan berdampak positif pada ekonomi daerah. “Di Bengkulu Utara ada dua titik potensial menjadi pelabuhan. Kami sangat setuju jika itu diwujudkan karena akan berdampak percepatan pertumbuhan ekonomi. Masalah Bengkulu ada di aksesibilitas,” ucap Arie.(Red)