Realitapost.com, Bengkulu – Kelangkaan minyak goreng (Migor) yang terjadi belakangan di Kota Bengkulu membuat panik masyarakat khususnya ibu rumah tangga. Jika tidak segera dicarikan solusi maka bisa menjadi salah pemicu laju inflasi di Kota Bengkulu.
Untuk itu perlu adanya solusi yang tepat, cepat dan akurat untuk Pemerintah lakukan agar daya beli harga Migor bisa terjangkau.
Ketua Kadin Provinsi Ir. H. Marwan Ramis, melalui Komtap Telematika, Penyiaran dan Ristek, Dian Marfani. S.I.Kom, kepada wartawan menjelaskan bahwa tidak perlu mencari kesalahan atas kesulitan masyarakat dalam mendapatkan minyak goreng, tidak saja kemasan maupun curah ini. Justru yang perlu dilakukan saat ini adalah semua elemen lintas sektoral untuk mencarikan solusi terbaiknya.
“Kadin sendiri sudah membuat analisia dan resume dalam kontek kebutuhan minyak goreng untuk masyarakat di Provinsi Bengkulu bahwa harga Rp 12 ribu sampai Rp 12.500 perliter,” ungkapnya.
Menurut dia, dari analisa pihaknya untuk mengatasi secara cepat kelangkaan minyak goreng yang dilihat dari ketersediaan barang, diyakini tidak kekurangan ini, pemerintah daerah bersama lintas sektoral agar memperbanyak suplay minyak goreng curah ke pasaran.
Pasalnya dari segi harga maupun kualitas tidak jauh berbeda. Terlebih ini sifatnya untuk mengatasi kebutuhan masyarakat yang tidak seimbang antara penawaran dengan permintaan.
“Jika pihak KADIN di minta ikut mencarikan solusi, akan kita komunikasi secara bersama. Apalagi untuk minyak goreng curah ini bisa disuplay dari Provinsi Sumatera Barat, Lampung, Jakarta, Tanggerang dan Medan,” ujarnya
Lebih lanjut ia menyampaikan, belum terpenuhi kebutuhan masyarakat akan minyak goreng kemasan secara nasional ini, karena pelaku usahanya masih terbatas, kendati disisi lain pemerintah juga sedang berupaya, namun sepertinya belum membuahkan hasil maksimal.
Disisi lain bisa dikarenakan tingginya harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, namun produksi mengalami penurunan.
Dengan itu, diperkirakan kondisi yang sekarang akan terus terulang, sehingga lagi-lagi dari analisa pihaknya, karena Bengkulu memiliki potensi perkebunan sawit yang sangat luas, agar mulai memikirkan pembinaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), untuk bisa memproduksi minyak goreng sendiri.
Belum lagi, langkah demikian juga bisa memperpendek rantai pasokan yang saat ini diketahui sangat panjang, sehingga bisa mempengaruhi tingginya harga.
“Dengan potensi yang ada, Bengkulu bisa memproduksi minyak goreng sesuai kebutuhan masyarakat lokal dulu. KADIN siap mensuport jika memang ingin diwujudkan di Bengkulu, meski untuk produksi CPO dari data yang kita peroleh tidak berkurang,” tutupnya.(red)