banner 728x250
Blog  

Realisasi Pabrik Migor Di Seluma Dipertanyakan Dewan

banner 120x600

Realitapost.com, Bengkulu – Rencana pembangunan pabrik minyak goreng di Desa Talang Beringin, Kecamatan Semidang Alas Laras (SAM) oleh PT. Sudevam Ultratec Green akan mulai awal tahun 2019 hingga kini belum jua terealisasi.

Apalagi kala itu investor asal India ini digadang-gadang siap menginvestasikan dana senilai Rp 5,5 Triliun namun hingga kini tak juga ada kabar beritanya.

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Fraksi Partai Perindo, Heri Purwanto, kepada wartawan mempertanyakan realisasi pabrik minyak goreng yang dulu sempat digaung-gaungkan Pemda Provinsi Bengkulu.

“Kita sangat mendukung sekali dengan rencana pembangunan pabrik yg pernah di wacanakan PT. Sudevam Ultratec Green karena bisa menjadi satu-satunya pabrik minyak goreng di Provinsi Bengkulu,” jelasnya.

Apalagi kehadiran Pabrik tersebut, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Bengkulu karena dapat membantu petani sawit di daerah ini karena Provinsi Bengkulu mempunyai areal perkebunan sawit yang luas pabrik ini bisa beroperasi jika ada petani sebagai penyedia bahan baku pembuatan minyak yaitu Tandan Buah Segar (TBS) sawit.

“Dengan demikian harga sawit tingakat petani akan terdongkrak, karena sudah banyak biaya opersional yang terpangkas. salah satunya biaya transportasi. Lalu, ekonomi masyarakat juga akan meningkat dengan mendapatkan harga yang tinggi,” jelasnya lagi.

Dia menambahkan, keberadaan pabrik akan membuka lapangan pekerjaan baru ekonomi disekitar ikut tumbuh. Artinya sangat positif sekali apalagi dengan dukungan Pemerintah Provinsi dengan memberikan jaminan investor dengan berbagai kemudahan berinvestasi yang disediakan pemerintah termasuk perizinan.

Menariknya, jika pihak investor asal India Lalit Kumar tak kunjung ada kabar. Bahkan kabarnya ada investor lain yang siap mengucurkan dana mengantikan investor dari India tersebut.

“Untuk peralatan pabrik, semua juga telah siap. Jadi tinggal dana lagi yang menjadi kendala. Kendalanya pun sepele, karena investor India itu belum bisa masuk ke Indonesia,” pihak PT Sudevam kepada media setahun silam.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *