banner 728x250

Warga Ini Rela Sumbangkan Tanah Buat Bangun SDN 3 Pasar Krui

banner 120x600


PESISIR BARAT – Pembongkaran Gedung
SDN 3 Pasar Krui Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung telah menjadi viral
baik di media mainstream maupun media sosial. Hal itupula menarik sejumlah
simpatik masyarakat dari berbagai kalangan. Bahkan Aksi penggalangan KOIN oleh
sejumlah elemen terus berlanjut. Bahkan, baru-baru ini ada salah satu warga
yang tinggal jauh dari Krui akhirnya memutuskan untuk pulang kampung sembari
memberikan sebidang tanah untuk disumbangkan pembangunan SDN 3.
Adalah, Fahmi Maruci (21 April 2018), yang datang dari Kota Palembang untuk memberikan sumbangan
sebidang tanah milik neneknya. Kabar penggusuran gedung SDN 3 Pasar Krui sudah
menjadi viral bahkan dirinya pun terenyuh setelah melihat tayangan video dari
youtube di salah satu TV di Lampung.
Apalagi bertepatan dengan momen peringatan hari
Kartini tentu dia kian terpanggil untuk memberikan bantuan tersebut tanpa ragu.
Adapun luas tanah yang dihibahkan
warisan milik kakeknya seluas 28 X 45
M untuk pembangunan SDN 3 pasar krui yang sudah digusur oleh Pemda Pesibar.



Ade
Azuari dari
Lembaga Gerakan
Pemberantas Korupsi, mengapresiasi
langkah bapak Fahmi yang dikategorikan tidak masuk akal, karena dengan nilai
harga tanah di era sekarang masih ada manusia yang mau dari kalangan masyarakat
biasa untuk kelangsungan Pendidikan di negeri Para
Saibatin
dan alim ulama ini
. Hal itu jelas menjadi tamparan
bagi P
emerintahan
Pesibar yang egois tetap nekat menggusur paksa gedung SDN 3 tanpa memperhitungkan
dampak lainnya.
“Pernyataan Bupati soal Kabupaten Pesibar ini miskin
sangat tidak rasional. Pasalnya, Pesibar memiliki segudang kekayaan alam yang
bisa dikembangkan menjadi potensi PAD namun hal itu tidak terlihat dari kinerja
sang Bupati selama ini yang hanya mengandalkan dana APBD dan APBN semata. P
adahal
waktu baru pencalon bupati kita punya slogan ” MULANG BULULAH LAIN
BUALAH” yang diartikan bahasa Indonesia (Pulang mau memperbaiki bukan
menghabiskan)
Kalau semua dirobohkan tanpa ada ruslah atau barter sampai mengorbankan anak-anak
harus belajar dipelataran dan pelayanan kesehatan terganggu, yang mana yang
diperbaiki, ini mah bohong besar
,” ujar Ade.[DONGAH]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *